SINAR NGAWI™ Ngawi-Bertempat di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, Jamasan Pusaka menjadi acara pembuka dalam rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Ngawi ke 662.
Berpedoman pada protokol kesehatan, acara Jamasan berjalan lancar dengan tradisi jawa yang kental akan adat budaya serta spiritual yang menambah acara tersebut terlihat sakral.Danyonarmed 12/Divif 2 Kostrad, Letkol Arm Ronald F Siwabessy yang turut hadir dalam acara tersebut mengaku kagum dengan budaya Jawa yang kental akan tradisi serta adat istiadat Jawa.
“Warisan leluhur ini meski sudah berumur ratusan tahun tapi seakan tak pernah lekang dimakan jaman. Meski berdarah Maluku namun menjunjung tinggi budaya daerah lain merupakan suatu keharusan sebagai wujud implementasi dari jiwa nasionalis yang kita miliki,” tegas Ronald.
Lebih lanjut Abituren Akademi Militer tahun 2002 ini mengatakan jika setiap daerah pasti memiliki budaya, adat istiadat serta kehidupan yang khas sesuai dengan wilayahnya masing-masing.
Sementara, Acara Jamasan Pusaka ini dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi, Budi Sulistyono dengan didampingi Forkopimda Kabupaten Ngawi.
Diawali pembukaan dengan tarian tradisional, kirab Pusaka dan dilanjutkan ritual Jamasan, terlihat para pemangku pusaka melaksanakan prosesi Jamasan dengan penuh hikmat yang kental dengan aura spiritual. Ada empat pusaka yang dijamas, yakni Tombak Kyai Songgo Langit, Tombak Kyai Tunggul Ametung, Tombak Kyai Tunggul Wulung dan Songsong Kyai Tunggul Warono.
“Itulah yang menjadikan Indonesia semakin indah karena memiliki berbagai macam suku, ras, dan agama lengkap dengan berbagai kebudayaan di dalamnya. Kewajiban kita sebagai masyarakat Indonesia adalah menjaga semua itu agar menjadikan Indonesia bangsa yang berdaulat, bersatu, hidup damai dalam kebhinekaan,” pungkas orang nomor satu di tubuh Armed 12/Divif 2 Kostrad ini.
Editor: Kuncoro