Madak Mangan Beradu, Tradisi Masyarakat Rambitan

Lombok Tengah, sasambonews.com- Permintaan ITDC terkait ditiadakan Madak dikomentari Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah Lalu Putria. Ia menyebutkan ITDC harus mempertimbangkan budaya leluhur Lombok Tengah yang sudah dilakukan turun temurun.
"Tradisi Madak Ngapung Mangan Besedi merupakan cara nenek moyang yang dilakukan turun temurun untuk berwisata pantai sambil mengambil berkah alam dari laut dengan mengkap ikan dan hasil laut lainya" kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lalu Putria saat ditemui di ruang kerjanya.

Ia menyebutkan bahwa masyarakat, khususnya yang ada dilingkar partai selatan jika selesai panen, maka mereka berduyun-duyun untuk berwisata ke pantai dengan mengajak sanak keluarga menikmati keindahan pantai.

Selain itu, wisata yang dilakukan tidak hanya sekedar untuk menikmati alam, namun juga dimamfaatkan untuk keperluan meningkatkan kesehatan dengan mandi dan berenang dilaut sekaligus menimbun tubuh pada pasir pantai.

Itulah yang kemudian secara turun temurun hingga saat ini dilaksanakan oleh masyarakat lingkar selatan. Ritual Madak Ngapung Mangan Besedi dengan menginap selama 3 hari dan membuat kemah-kemah sederhana dari bambu di pinggiran Pantai Kuta yang kini disebut Mandalika beach park.  Hanya saja diakui HL.Putria, kedepan perlu dikakukan musyawarah dengan duduk bersama tokoh-tokoh masyarakat, agar kegiatan tersebut tidak mempertontonkan kekumuhan di pantai Kuta Mandalika yang saat ini sudah dikelola ITDC.

Ke depan, Madak Ngapung Mangan Besedi perlu menjadi perhatian agar dibina dan ditata, termasuk  membicarakan mengenai lokasi yang terbaik sehingga tradisi itu menjadi salah satu daya tarik wisata di Lombok Tengah.

Sebelumnya pihak ITDC berharap agar Madak ditiadakan mengingat akan menimbulkan kekumuhan. Nw












Subscribe to receive free email updates: